Tanah Lot sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Bali yang terletak di wilayah Desa Adat Beraban ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara. Objek wisata Tanah Lot ini telah menjadi ikon pariwisata Bali yang terkenal secara internasional.  Oleh karena itu agar Tanah Lot tetap menjadi daerah tujuan wisata yang menarik dan berkelanjutan, maka kebersihan lingkungan Tanah Lot menjadi syarat utama yang harus mendapat perhatian kita semua dan dikelola secara sinergis.

Selama ini kebersihan lingkungan Tanah Lot telah mendapat perhatian pihak pengelola yang diwujudkan melalui beberapa program kerja, seperti penanggulangan pembuangan sampah,  penyediaan sarana dan prasarana (tempat sampah dan alat angkut sampah),  pembuatan tempat pembakaran sampah, serta pembuatan kompos. Namun persoalan sampah masih belum bisa ditangani secara optimal di Tanah Lot. Hal itu disebabkan karena keterbatasan sumber daya di bidang kebersihan, belum maksimalnya komponen masyarakat yang terlibat,  belum adanya aturan-aturan tentang pengelolaan sampah dan institusi di bidang pengelolaan sampah, dan belum adanya kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sampah secara berkelanjutan. Selain itu, Tanah Lot menjadi "muara" sampah yang berasal dari tempat-tempat lain di Bali.

Berdasarkan hal tersebut,  maka AQUA bekerjasama dengan Universitas Warmadewa dan masyarakat Desa Adat Beraban mencanangkan program ”Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat di Tanah Lot” yang akan dijalankan selama 3 tahun. Program ini diharapkan dapat menjadi pilot project dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Bali.

Program ini diawali dengan peluncuran GEMARIPAH (Gerakan Masyarakat Mandiri Peduli Sampah) yang dilangsungkan pada hari ini, tanggal 2 Desember 2011. Wakil Bupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya yang mewakili Bupati Tabanan mengatakan, “Perhatian terhadap sampah dan pengelolaannya perlu dilakukan oleh berbagai pihak, yaitu antara akademisi, perusahaan, dan pemerintah. Dengan demikian kerjasama seperti ini dapat menarik perhatian masyarakat dan mengubah pola pikir masyarakat agar dapat mengelola sampah masing-masing dengan baik. Siapa tahu sampah itu bisa memberikan nilai ekonomis untuk masyarakat.”

Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa, Prof. Dr. I Made Sukarsa, SE, MS dalam kata sambutannya mengatakan, “Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat. Dalam hal ini Universitas Warmadewa melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Warmadewa bekerjasama dengan AQUA dan masyarakat Desa Beraban menjalin kemitraan untuk menjalankan program secara bersama-sama, sehingga Pola Ilmiah pokok ”Lingkungan” dapat terimplementasi dengan baik.”

Tampil juga memberi sambutan pada peluncuran program Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat” ini adalah pimpinan Danone AQUA, Parmaningsih Hadinegoro. “Saya berharap Gerakan Masyarakat Mandiri Peduli Sampah ini selanjutnya dapat direalisasikan dalam berbagai kegiatan pengelolaan sampah secara terpadu di kawasan wisata Tanah Lot dan desa Beraban dapat membuat lingkungan di sekitar kita tetap lestari,” kata Parmaningsih dalam sambutannya.

Peluncuran program ini dihadiri oleh para pemuka adat desa Beraban, masyarakat desa Beraban, para siswa sekolah di sekitar Tanah Lot, mahasiswa Universitas Warmadewa, para praktisi di bidang lingkungan, dan juga para karyawan AQUA. Usai peluncuran program, segenap hadirin secara bersama-sama melakukan gerakan kebersihan di sekitar areal wisata Tanah Lot.

Gerakan masyarakat mandiri peduli sampah yang melibatkan berbagai pihak ini tentunya akan mengarahkan semua pihak untuk menjalankan gaya hidup bersih dan sehat, serta juga melakukan berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan; paling tidak dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat dengan kita.