Pasuruan, 9 Desember 2021 – Sebagai salah satu bagian dari komitmen untuk memperkuat sistem pengelolaan dan pengurangan sampah plastik di Indonesia, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti  bersama dengan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier, serta Bappeda Provinsi Bali, dan sejumlah Kepala Dinas terkait melakukan peninjauan ke pabrik daur ulang botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate) terbesar dan termutakhir di Indonesia milik PT. Veolia Services Indonesia (Veolia Indonesia) yang juga didukung oleh PT. Tirta Investama (Danone-AQUA).

Pabrik Daur Ulang yang telah diresmikan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita pada Juni yang lalu ini, dibangun di atas lahan seluas 22.000 meter persegi dengan luas bangunan 7.000 meter persegi di Kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Pembangunan pabrik daur ulang ini telah dimulai sejak Maret 2019 dan saat ini memiliki kapasitas produksi 25.000 ton/tahun recycled PET (rPET) yang telah memenuhi standar keamanan pangan (foodgrade) dan tersertifikasi halal. Fasilitas ini juga menyerap lebih dari 200 orang tenaga kerja lokal dan didukung teknologi modern dimana mesin yang digunakan mampu memisahkan tutup dan label sekaligus dengan cepat.

Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada kunjungannya mengatakan bahwa kehadiran pabrik daur ulang plastik seperti Veolia ini sangat penting sebagai jembatan untuk merubah sampah plastik yang sudah tidak bisa dipakai lagi menjadi plastik yang baru.  Proses tersebut akan mengurangi produk plastik yang berasal dari virgin plastic dan menggantinya dengan recycled plastic. Saat ini rasio daur ulang plastik di Indonesia baru berkisar di angka 10%. “Sejalan dengan penerapan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen sebesar 30%, setiap produsen manufaktur, ritel, serta jasa makanan dan minuman, bertanggung jawab untuk mengurangi sampah dari produk dan kemasannya, melalui penarikan kembali, pendauran ulang dan/atau guna ulang”, kata Nani.

“Saya harap bentuk kerjasama ini dalam skala luas dapat diadopsi oleh seluruh produsen yang menggunakan plastik dalam produk dan kemasannya, baik melalui pembangunan fasilitas bersama atau melalui pengembangan kerjasama penarikan kembali sampah produk/kemasan berbahan plastik untuk didaur ulang. Saya meyakini bahwa kita bisa menyelesaikan 39% permasalahan sampah plastik yang belum tertangani dengan kerjasama antar para pemangku kepentingan baik pemerintah, dunia usaha, dan sektor informal seperti bank sampah. Kita bisa menarik pembelajaran mengenai success story dari Veolia Indonesia dan Danone-AQUA.  Bagaimana kolaborasi dijalin, desain bisnis yang dibangun, termasuk skema pengangkutan, pendauran ulang, dan produksi serta distribusi produk hasil plastik daur ulang”, Nani menambahkan.

Joko Sunaryo, Director of PT Veolia Services Indonesia/ Country Director Veolia sebagai tuan rumah menegaskan bahwa dengan mengoperasikan fasilitas daur ulang yang dilengkapi dengan teknologi terkini, Veolia diharapkan dapat menjadi bagian dalam upaya Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dan mengurangi permasalahan sampah plastic di Indonesia. “Untuk itu, suatu kebanggaan yang luar biasa bagi Veolia Indonesia untuk dipercaya dan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia serta mitra kami, Danone-AQUA untuk mengoperasionalkan pabrik daur ulang terbesar dan termutakhir yang ada di Indonesia, dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku plastik daur ulang untuk produk-produknya. Beroperasinya pabrik daur ulang plastik ini juga merupakan bentuk kontribusi Veolia Indonesia dan mitra kami Danone-AQUA untuk mendukung target pemerintah mengurangi sampah plastik di lautan sebesar 70% pada tahun 2025 untuk Indonesia yang lebih bersih.”, ujar Joko

Sementara itu, Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan, “Operasional Pabrik Daur Ulang Veolia Indonesia ini adalah wujud kemitraan untuk mengambil peran dalam menyelesaikan tantangan sampah plastik di Indonesia sekaligus pendorong tumbuhnya ekonomi nasional, termasuk didalamnya peningkatan kesejahteraan bagi para pekerja di sektor persampahan yang mayoritas berasal dari sektor informal”. 

“Sebagai pionir ekonomi sirkular, Danone-AQUA berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintah Indonesia salah satunya dengan gerakan #Bijakberplastik, diantaranya melalui upaya pengumpulan sampah plastik dan percepatan inovasi kemasan” tambahnya.

Veolia Indonesia merupakan perusahaan lokal bagian dari Grup Veolia yang berbasis di Perancis. Memiliki pengalaman panjang serta keahlian kuat dalam daur ulang dan pemrosesan plastik. Grup Veolia memiliki visi untuk dapat menjadi perusahaan yang menjadi benchmark dalam melakukan transformasi ekologi. Danone-AQUA mendukung operasional pabrik Veolia Indonesia dengan menjadi konsumen utama sekaligus memastikan terbangunnya rantai pasok botol plastik PET bekas yang inklusif melalui upaya peningkatan kesejahteraan pemulung dan pekerja TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, dan Recycle) di 4 Kabupaten di Indonesia, dibawah naungan project Inclusive Recycling Indonesia atau Daur Ulang Inklusif Indonesia.

Saat ini, seluruh kemasan botol plastik Danone-AQUA mengandung material daur ulang hingga 25% dan pada tahun 2019 yang lalu, Danone-AQUA telah meluncurkan botol air minum pertama di Indonesia yang terbuat dari 100% plastik PET daur ulang (AQUA Life). Oleh karena itu, kemitraan dengan Veolia Indonesia tidak hanya membantu meningkatkan upaya pengumpulan dan daur ulang sampah plastik di Indonesia tetapi juga memastikan penggunaan botol plastik yang lebih ramah lingkungan dengan tersedianya pasokan bahan baku yang memadai.