Jakarta, 18 Oktober 2018 – Indonesia menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai targetnya mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada 2025. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, kurangnya infrastuktur, lemahnya sistem manajemen sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat menjadi faktor yang makin menambah permasalahan. Untuk mendukung target Indonesia tersebut, kolaborasi serta partisipasi aktif dari seluruh elemen pemangku kepentingan dan masyarakat menjadi kuncinya. Untuk membahas mengenai hal tersebut, Danone-AQUA menggelar Bincang #BijakBerplastik dengan mengajak bloggers, masyarakat dan komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat untuk lebih bijak dalam penggunaan plastik dan berpartisipasi dalam menangani permasalahan sampah plastik.

Arif Mujahidin – Corporate Communications Director Danone-Indonesia mengatakan “Setiap hari kita bisa memutuskan bumi seperti apa yang ingin kita tinggali lewat makanan dan minuman yang kita konsumsi. Danone percaya bahwa dalam membentuk tubuh yang sehat, maka dibutuhkan asupan sehat yang berasal dari lingkungan yang sehat.  Keyakinan inilah  yang tercermin dalam visi Perusahaan yaitu ‘One Planet One Health’.  Sebagai upaya kami untuk mengajak masyarakat luas dalam menjaga lingkungannya,  kami menggelar Bincang #BijakBerplastik dengan rekan bloggers, masyarakat serta komunitas yang kami yakini memiliki kekuatan dan semangat dalam menyuarakan aksi cinta lingkungan.”

Indonesia dinobatkan sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik di laut terbesar ke-2 dengan setidaknya ada 2.400 ton sampah plastik yang tidak terkelola dan terbuang ke laut setiap detiknya.[1] Penelitian yang dimuat oleh Nature.com menunjukkan sumber sampah plastik berakhir di lautan karena sampah plastik yang berasal dari daratan tidak dikelola dengan baik. Hal ini termasuk sampah plastik rumah tangga dan komersial yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke lautan.[2]

Emenda Sembiring - Industrial Engineering, Environmental Engineering and Quantitative Social Research Institut Teknologi Bandung (ITB)  menjelaskan, “Plastik merupakan material yang tidak lepas dari kehidupan kita karena sifatnya yang dapat mudah dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan air, awet, praktis dan dapat melindungi isi dengan baik (proteksi). Namun, dibalik manfaat tersebut, plastik dapat mengakibatkan ancaman polusi apabila tidak dikelola dan dibiarkan terbuang ke lingkungan.”

Emenda memaparkan, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. “Pengurangan masalah sampah plastik bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti rumah tangga hingga lingkungan berskala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh pemerintahan atau bahkan sektor industri. Contoh kecil yang bisa dilakukan dari lingkup rumah tangga ialah dengan melakukan pengelolaan dan pemilahan sampah plastik agar memudahkan pemulung untuk mengambilnya sehingga mengurangi angka plastik yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),”ujarnya.Emenda juga mengatakan dengan adanya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah plastiknya dengan benar dapat menjadi sebuah langkah awal untuk terbentuknya pendekatan sirkular ekonomi.   

Karyanto Wibowo - Sustainable Development Director Danone-Indonesia menambahkan bahwa “Kami juga menyadari diperlukan peran serta dari seluruh pihak termasuk industri dalam mengentaskan permasalahan sampah plastik di Indonesia. Sebagai Perusahaan yang memiliki misi untuk membawa kesehatan bagi sebanyak mungkin orang, Danone-AQUA sudah sejak awal berupaya memberikan kontribusi untuk permasalahan sampah plastik di Indonesia.  Dimulai sejak 1993, Bapak Tirto Utomo, pendiri AQUA telah membuat program AQUA Peduli dimana Perusahaan membeli kembali botol bekas dari konsumen untuk didaur ulang”.

Karyanto menyatakan, Danone AQUA berambisi untuk mengumpulkan kembali lebih banyak botol plastik dari yang dihasilkan pada tahun 2030 lewat gerakan #BijakBerplastik yang baru saja diluncurkan, dengan tiga pilar yang ada didalamnya yaitu pengumpulan sampah plastik, edukasi serta inovasi.

“Dalam melakukan gerakan ini, Danone-AQUA melakukan beragam kontribusi nyata seperti dengan menginisiasi 6 Recycling Business Unit (RBU), serta berkolaborasi dengan beragam mitra melalui berbagai inisiatif dan program yang dilakukan seperti mengembangkan Bank Sampah Induk.  Kami juga  berkolaborasi dengan H&M Indonesia untuk mengembangkan Program #Bottlefashion,  mengubah sampah botol plastik dari Kepulauan Seribu  menjadi produk fashion,”tuturnya.

Dalam melakukan gerakan #BijakBerplastik, Danone-AQUA juga berkolaborasi dengan komunitas-komunitas yang telah terbukti melakukan aksi nyata dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Salah satu komunitas yang terlibat dalam gerakan #BijakBerplastik ialah Divers Clean Action (DCA).

Swietenia Puspa Lestari - Pendiri Komunitas Divers Clean Action (DCA) yang turut hadir dalam acara menjelaskan bahwa, “Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan garis pantai terpanjang, namun tidak diimbangi dengan luasnya kepedulian masyarakat mengenai keberadaan sampah di laut. Hal ini membuat saya terpicu untuk melakukan sebuah aksi cinta lingkungan dimulai dengan hal yang saya senangi yaitu mengambil sampah saat menyelam.   Ternyata aksi ini berkembang menjadi sebuah komunitas yang berisi individu pemerhati lingkungan khususnya laut dari daerah-daerah seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi. Sebenarnya saya percaya, untuk menginspirasi sekitar dalam mencintai lingkungan, bisa dimulai dengan melakukan aksi nyata yang dilakukan oleh kita sendiri.”

Menutup acara, Karyanto Wibowo mengundang kolaborasi dengan masyarakat dan komunitas untuk bersama-sama mengelola sampah yang berkelanjutan. “Kami berharap dengan adanya acara Bincang #BijakBerplastik ini, Danone-AQUA berharap dapat menginspirasi rekan-rekan dapat menginspirasi rekan-rekan bloggers, komunitas serta masyarakat untuk berkontribusi dan terus berinovasi mencari solusi terbaik menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia,” ujarnya.

 

[1] http://mediaindonesia.com/read/detail/100109-indonesia-negara-terbesar-kedua-pembuangan-sampah-plastik / Riset Jambeck (2015)

[2] https://www.nature.com/articles/ncomms15611